
Surakarta, 30 Agustus 2025 – Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) sukses menyelenggarakan The 2nd International Summer Course Program 2025 selama lima hari intensif. Mengangkat tema “The Evolution of Farming Systems Worldwide – From Homo Erectus to The Samin”, kegiatan ini berhasil menarik partisipasi aktif dari mahasiswa domestik dan internasional.
Program ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang holistik dan kaya akan wawasan mengenai ilmu dan seni pertanian. Keberhasilan acara ini ditopang oleh kerja sama mahasiswa, termasuk mahasiswa Magister Agronomi UNS, yang bertindak sebagai peserta dan panitia penyelenggara. Partisipasi mereka dalam menyambut peserta dari berbagai negara dan latar belakang memperkuat semangat kolaborasi akademik dan pertukaran budaya.
Merangkai Sejarah Pertanian dan Teknologi Modern
Summer Course ini menyajikan rangkaian kegiatan yang komprehensif, menggabungkan kuliah fondasi, diskusi ilmiah terkini, pendalaman budaya, paparan lapangan, dan demonstrasi laboratorium. Peserta diajak menelusuri perkembangan sistem pertanianmulai dari zaman purba (Homo erectus yang mengumpulkan makanan) dan Revolusi Neolitik, hingga tantangan pertanian modern dan teknologi integratif.
Ditekankan bahwa pertanian bukan hanya tentang produksi makanan, tetapi juga cerminan dari adaptasi manusia terhadap alam, perkembangan teknologi, dan ekspresi nilai-nilai budaya.
Kearifan Lokal Samin dan Pembangunan Berkelanjutan
Salah satu sorotan utama dari program ini adalah sesi yang membahas pentingnya kearifan lokal dan praktik pertanian tradisional. Peserta diajak mempelajari pertanian dari berbagai peradaban kuno seperti Mesopotamia, Mesir, dan Asia.
Secara spesifik, program ini memasukkan Kunjungan Lapangan (Field Visit) ke Komunitas Samin, yang dikenal dengan filosofi kesederhanaan, hidup selaras dengan alam, dan praktik pertanian subsisten, organik, serta komunal. Komunitas Samin menjadi studi kasus nyata yang memberikan pelajaran berharga bagi pendekatan modern terhadap keberlanjutan dan ketahanan pangan. Kegiatan ini juga dilengkapi dengan kunjungan ke Sangiran, sebagai pengantar perjalanan evolusi manusia dan sistem pertanian.
Summer Course ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai evolusi pertanian global dan menghargai kearifan lokal. Selain itu, kegiatan ini berhasil membangun jaringan jangka panjang di antara mahasiswa, akademisi, dan institusi yang dapat berujung pada proyek bersama, publikasi, dan inovasi di masa depan.
